Sabtu, 17 Mei 2014

Kuliner pedas baru di Kota Bogor


Kota Bogor memang selalu menawarkan alternatif pilihan wisata alam dan kuliner yang beragam, yang cocok sekali untuk kamu menghabiskan waktu weekend bersama keluarga, teman atau bahkan pasangan kamu.

Salah satu kuliner yang sedang happening saat ini adalah kedai Ceker dan Sayap Mercon Bang Gendut, kedai ini sudah beberapa kali diliput TV nasional seperti acara pedas gila dan selamat pagi TRANS corp dan tabloid info kuliner

Lokasi kedai ini terletak di pusat Kota Bogor, di Jalan Pajajaran No.21C, tepat di parkiran Veemer Boutiq outlet sebrang Mc. Donald Lodaya.

Sesuai dengan namanya, ceker dan sayap mercon bang gendut menawarkan menu ceker dan sayap super pedas yang dibalut oleh bumbu rempah pilihan,konon katanya 15 kg cabai digunakan setiap hari untuk membuat bumbu mercon yang pastinya akan memuaskan kamu para pencinta makanan pedas. untuk untuk kamu yang gak suka pedas ,jangan panik karena kedai ini juga menyediakan menu tidak pedas dan beberapa menu tambahan seperti kulit goreng tepung dan usus goreng tepung yang tetap terjaga citarasanya.

Soal harga, jangan khawatir. Harga yang ditawarkan di kedai ini cukup ramah di kantong, untuk makanannya berkisar antara Rp.12.000 - 15.000, dan minumannya berkisar antara Rp.1000-7000, tak heran jika banyak juga anak-anak sekolah dan mahasiswa yang terlihat mampir kesana.

Jadi, tunggu apa lagi? segera agendakan weekend ini untuk melancong ke kota Bogor dan jangan lupa mampirlah ke kedai Ceker dan Sayap Mercon Bang Gendut, coba dan rasakan sensasi enak, empuk, dan pedasnya!!!







Kamis, 24 Januari 2013

Kami menikah Tgl. 20 Agustus 2006, saat itu kami tidak berniat untuk segera memiliki keturunan  dikarenakan suami harus bekerja di luar kota dan pulang 2 bulan sekali sedangkan saya sendiri bekerja di salah satu perusahaan di kota Bogor. Satu tahun kemudian, dikarenakan satu dan lain hal suami keluar dari tempat kerja dan mulai membuka usaha Cellular di kota Bogor dan kami pun tinggal bersama orang tua saya.

Ketika suami di Bogor lah kami mulai berniat untuk memiliki keturunan, tetapi setelah 1,2 hingga 6 bulan menanti, tanda-tanda kehamilan tidak kunjung terlihat, saya mulai sedikit khawatir sementara suami terlihat lebih santai yang bahkan sering membuat saya kesal karena ke'santai'an dia, saya merasa dia belum benar-benar menginginkan segera memiliki keturunan.

Suami,teman, sahabat dan keluarga selalu menenangkan dan mensupport saya, mungkin saat itu Allah belum mempercayakan amanah tersebut kepada kami.
Tapi entah kenapa, di lubuk hati saya perasaan khawatir tetap saja ada, timbul pertanyaan mengapa setelah hampir 1.5 tahun menikah saya belum hamil juga, karena walaupun awal menikah kami berniat menunda untuk memiliki keturunan saya tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

Satu bulan kemudian saya putuskan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan, walaupun suami kurang mendukung karena menurutnya belum saatnya kami pergi ke dokter saya tetap bersikeras pergi ke dokter. Akhirnya diam-diam saya mengunjungi dokter kandungan di salah satu Rumah Sakit bersalin khusus Ibu dan Anak di kota Bogor,dokter memeriksa kandungan saya dengan USG luar dan Alhamdulillah menurut beliau tidak ada masalah dalam kandungan saya, kemudian dokter tersebut meminta saya mengingat tanggal hari pertama haid selama 6 bulan terakhir tujuannya untuk menganalisa pola siklus haid saya. Tentu saja saya tidak mengingatnya dengan tepat, saya hanya ingat tanggal 2 atau 3 bulan terakhir apalagi siklus haid bulanan saya yang tidak teratur menjadi salah satu kendala untuk menetukan fase ovulasi atau masa subur saya.
Dari perkiraan tanggal yang saya informasikan, beliau menyarankan tanggal dimana saya harus melakukan 'penyerbukan' dengan suami dan tak lupa meresepkan obat penyubur (hormon) profertil.

Bulan pertama setelah dari dokter,saya merasa ada perubahan dalam tubuh, entah karena sugesti saya merasa tubuh saya membengkak dan beberapa bagian tubuh yang lain sedikit berubah,sebetulnya mirip seperti tanda-tanda pre menstruasi, menurut beberapa teman  tanda awal kehamilan hampir sama dengan dengan tanda-tanda pre menstruasi. Saat itu haid saya sudah terlambat haid 3 hari, tapi karena siklus haid saya yang selalu terlambat saya tidak ingin segera melakukan test pack, saya takut kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan saya, tapi saya semakin penasaran dan mecari informasi mengenai tanda tanda awal kehamilan  via internet yang diantaranya payudara akan membesar, munculnya bercak darah atau flek yang diikuti kram perut, mual dan muntah (Morning Siknes), sering buang air kecil, pusing dan sakit kepala, rasa lelah dan mengantuk yang berlebih, sembelit. Apabila dicocokan dengan apa yang saya rasakan yang sesuai hanya membesarnya payudara saja sedangkan tanda-tanda yang lain tidak saya rasakan, akhirnya tepat hari ke 7 saya terlambat haid saya melakukan test pack dan hasilnyaaaaa jrengg jrengggg hanya muncul 1 garis merah muda yang artinya negatif dan saya belum hamil.

Esoknya saya kembali mengunjungi dokter kandungan seraya 'laporan' kalo bulan ini masih 'gagal' :). Dokter pun kembali memberikan saya obat profertil dan menyarankan kapan waktu 'penyerbukan' yang tepat dengan suami.

Selain ikhtiar secara medis, saya pun berusaha konsisten untuk terus mendekatkan diri kepada Allah, setiap malam saya berdoa dan bermunajat, berintrospeksi, memohon ampun kepada Allah jikalau ada sikap, tingkah laku, ucapan saya yang menghambat jalan saya untuk mendapatkan keturunan. Saya yakin Allah maha pengasih (Rahmaan) dan penyayang (Rahiim) dan pasti akan memberikan yang terbaik untuk hambaNya.

Satu bulan kemudian, saya kembali berharap-harap cemas ketika haid saya terlambat 3 hari dan muncul tanda-tanda yang sama dalam tubuh saya seperti bulan kemarin, saya mencoba bersabar untuk tidak melakukan test pack sampai 7 hari setelah terlambat haid, karena menurut beberapa literatur yang saya baca hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang merupakan salah satu indikator kehamilan yang terdapat pada urin akan terdeteksi maksimal paling tidak 1 minggu setelah terlambat haid.

Sampailah saya ke hari H+7 setelah terlambat haid, saya bangun pagi sekali dan bersemangat sekaligus cemas untuk melakukan test itu. Dannn ketika sayaa melihat hasilnya.. Alhamdulilllaaahh, muncul 2 garis merah yang artinya saya hamil!!
Ucapan syukur tak henti-henti keluar dari mulut saya dan saya langsung mengucap syukur dan  membangunkan suami, ibu dan ayah saya untuk mengabarkan berita bahagian ini :).
Ya Allah, Engkau maha baik.......


Keesokan harinya kami langsung mengunjungi dokter kandungan langganan saya dan mulai melakukan pemeriksaan pertama, tetapi saya mendapatkan informasi yang mengejutkan, dokter tersebut mengatakan jika ukuran janin di tubuh saya lebih kecil dari ukuran yang seharusnya, artinya jika dihitung dari haid pertama saya seharusnya janin tsb berusia 6 minggu sementara jika dilihat dari ukuran janinnya seperti berusia baru 4 minggu, jadi dokter tersebut mengkhawatirkan janin tsb tidak berkembang.

Saya dan suami tentu saja sedikit shock dan kecewa dengan informasi tersebut, tetapi kami berusaha tenang dan berdoa selalu kepada Allah agar janin ditubuh saya bisa berkembang.
2 Minggu kemudian saya sakit flu dan karena saya tidak mau minum obat sembarangan saya berobat ke dokter kandungan. Kebetulan dokter kandungan langganan saya tidak praktek saat itu, dan kami memutuskan untuk berobat ke dokter kandungan Giana Hanum,SPOG di rumah sakit yang sama.
Informasi yang menggembirakan kami dapat dari dokter Giana, Alhamdulillah ternyata janin kami berkembang, dokter Giana pun memberikan penjelasan panjang lebar mengenai kehamilan dan menasehati saya agar menjalani kehamilan ini dengan santai, beliau pun tidak membatasi makanan apa saja yang harus saya makan selama hamil, sepanjang ada kandungan gizi buat janin saya.
Kami pun merasa nyaman dengan penjelasan yang diberikan oleh beliau dan memutuskan untuk selanjutnya ditangani oleh dokter Giana, SPOG.

Bulan demi bulan di lalui seperti biasa, dari hasil USG terlihat bahwa calon bayi kami berjenis kelamin perempuan :). Saat kehamilan bulan ke-7, saya mengikuti mulai mengikuti kelas senam hamil dan sesekali mengikuti kelas prenatal yang diadakan dari pihak rumah sakit.
Di kelas prenatal kami diajarkan persiapan secara fisik maupun menjelang kelahiran, dan persiapan untuk menjadi seorang ayah dan ibu.

Ketika memasuki bulan ke-8 setelah mengikuti kelas senam hamil, kami pergi ke salah satu toko perlengkapan bayi di kota Bogor untuk mencari perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyambut bayi kecil kami, saat itulah saya merasakan perih di leher kanan belakang saya dan ada bintil berisi sedikit cairan, saya pikir itu disebabkan karena gesekan kerah baju saya dan kulit leher. tetapi beberapa hari kemudian, bintil-bintil berair dileher semakin mengumpul dan mulai  muncul bintil yang sama di atas dada kanan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk ke dokter Giana, dan kembali kami diuji saat doket mengatakan kalau saya terkena herpes tipe zoster yang menyerang bagian tubuh kanan saya. Astagfirullah, saya sedih, ingin menangis, tapi saya harus kuat demi calon bayi saya.
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyebabkan erupsi/ kulit (bintil) dan sangat nyeri berupa gelembung cairan. dan setelah saya tau beberapa tanda awal penyakit ini seperti tidak enak badan, demam, pilek, cepat lelah, lesu, nyeri persendian dan pegal, persis seperti apa yang saya alami sebelumnya tapi mungkin saya tidak menyadari kalau kondisi tersebut gejala awal saya terkena herpes, saya pikir hal tersebut biasa dialami oleh ibu hamil.

Dokter Giana merujuk saya ke dokter kulit Dewi Melati SpKK untuk berkonsultasi lebih lanjut dalam mengobati herpes saya.
Selain salep antivirus, dokter Dewi meresepkan obat oral  asiklovir(anti virus) yang harus diminum setiap 4 jam sekali selama 3 hari, hal ini dilakukan untuk menghambat penyebaran virus dan munculnya bintil di tempat lain mengingat waktu kelahiran saya semakin dekat dan herpes saya diharapkan sudah sembuh sebelum waktu melahirkan tiba.Awalnya saya agak khawatir apakah obat-obat tersebut aman terhadap calon bayi saya namun setelah saya mendapatkan penjelasan dikarenakan usia kandungan saya sudah cukup besar dan bulan kehamilan dimana proses pembentukan orang tubuh sudah terlewati, insyaAllah tidak berpengaruh banyak terhadap perkembangan janin saya.
Alhamdulillah kurang lebih satu minggu kemudian bintil tersebut mulai mengering dan berangsur-angsur menjadi kering, namun bekas bintilnya masih terlihat dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghilangkan bekasnya.

Saya mulai cuti satu minggu sebelum tanggal melahirkan yang diperkirakan dokter, hari-hari tersebut saya pergunakan untuk melakukan aktifitas yang disarankan para orang tua untuk mempemudah proses persalinan seperti banyak jalan,memperbanyak posisi rukuk dan sujud, memasuki minggu ke 38 bulan ada tanda-tanda akan melahirkan, hingga suatu malam. hari Jumat tanggal 20 Februari 2009 pukul 21.00 WIB, sepulang suami saya kerja tiba-tiba saya merasakan ada air hangat mengalir ke kaki saya, dan saya yakin jika air ketuban saya sudah pecah. Langsung saja saya segera mengambil tas peralatan yang memang sudah saya persiapkan dan menuju rumah sakit diantar suami dan adik, saya langsung di observasi dan ternyata air ketuban saya memang sudah pecah namun saya tidak merasakan adanya kontraksi, maka saya dirangsang untuk *maaf*  pups dan tidur dengan posisi ke arah samping untuk mengurangi keluarnya lebih banyak air ketuban sambil menunggu kontraksi dan menunggu kedatangan dokter Giana yang sedang berusaha di hubungi oleh pihak rumah sakit.

Selama menunggu saya berusaha untuk relax walaupun tentu saja saya tetap khawatir dan cemas akan melalui proses ini, saya berusaha untuk mengingat dan mempraktekan apa yang saya dapat di kelas senam hamil dan sepanjang malam saya berdoa semoga diberikan kelancaran untuk melalui proses melahirkan ini.

Sampai jam 06.00 pagi keesokan harinya, masih belum terlihat tanda-tanda kontrasi di perut saya dan dokter Giana pun masih belum bisa di hubungi karena kebetulan saat itu sedang weekend, akhirnya dokter kandungan jaga  (dr. Fitri SPOG) memutuskan untuk melakukan induksi, sesaat setelah saya disuntik cairan tsb, saya merasakan mulas yang luar biasa dari perut saya, saya tetap berusaha tenang, berdoa dan mengatur nafas, suami dan guru mengaji saya menemani disisi dan kanan saya sedangkan ibu saya minta tunggu diluar kamar karena saya tau ibu saya tidak tega melihat anaknya kesakitan.
Beberapa kali suster Novi yang belakangan saya tau ternyata istri dari mantan teman sekantor saya memeriksa tingkat bukaan , hingga sekitar pukul 11.00 WIB, dokter Fitri SPOG mengatakan bahwa bukaanya sudah cukup dan langsung mempersiapkan peralatan untuk proses persalinan.

Saya yang pada saat itu benar-benar merasa sakit karena kontraksi yang terjadi sekian menit tetap berusaha untuk tenang, saya berdoa, saya mengatur nafas, saya hanya berharap semoga bayi saya selamat, sempurna, sehat, saya terus mengatur nafas ketika dokter memandu proses melahirkan saya, akhirnya pukul 11.15 WIB tanggal 21 Februari 2009 Alhamdulillah lahirlah putri kecil kami, yang selama ini kami nantikan, yang menjadi buah cinta kami, penghibur hati kami dan penerus keturunan kami dan yang paling utama sebagai amanah yang diberikan Allah SWT.


My cute little baby Allysa :)
Allysa khumaira Rianty, itulah nama putri kami, kami bersyukur dan bahagia nak atas kehadiranmu, jadilah anak yang solehah,cerdas, rendah hati, tinggi ilmu dan berguna bagi agama, lingkungan keluarga dan negaramu.

Doa yang selalu kami panjatkan untukmu sedari dirimu berada dalam rahimku akan selalu kami panjatkan untuk menemanimu mengarungi kehidupan ini..

Ya Allah, jadikan anak kami, Allysa Khumaira Rianty anak yang cerdas, yang berakal, yang alim dan mau mengamalkan ilmunya. Ya Allah panjangkanlah umurnya, sehatkanlah tubuhnya, baguskanlah akhlaknya, fasihkanlah lisannya, baguskanlah suaranya untuk membaca Al hadist dan Alquran. Amien Allahuma Amien...

Note : My little baby Allysa now almost 4 years and she has been growth as a cute toddler :)